http://photo.kontan.co.id |
Ikan guppy atau ikan cere merupakan spesies
ikan hias tawar yang cukup sering ditemui. Guppy yang memiliki nama
ilmiah Poecilia reticuluta ini mudah beranak pinak dan beradaptasi di
berbagai kondisi dan tempat. Ikan yang juga dikenal dengan sebutan million fish ini juga dikenal
sebagai ikan liar yang biasa ditemukan di parit atau selokan. Lantaran
kemampuan adaptasinya tinggi, budidaya ikan ini tidak sulit.
Dimas Rizky, pembudidaya ikan guppy asal Lampung, mengaku sudah
menekuni budidaya guppy sejak dua tahun lalu. Dimas menggunakan
akuarium yang disusun di rak sebagai media budidaya guppy. Penataan
akuarium dilakukan dengan rapi agar tidak memakan tempat luas. Terdapat sekitar 30 jenis sampai 40 jenis guppy yang ia budidayakan.
Ikan tersebut berasal dari berbagai negara, seperti Malaysia dan
Thailand. "Tidak semua saya impor dari luar negeri. Ada sebagian yang
saya beli dari pembudidaya guppy di Indonesia dengan label anakan
impor," tuturnya.
Ikan guppy sudah siap dijual setelah berumur 2,5 bulan sampai 3,5
bulan. Harganya dibanderol mulai dari kisaran Rp 200.000 hingga Rp 1
juta per pasang. Dalam sebulan, Dimas dapat menjual sekitar 20 pasang–30
pasang, tergantung ketersediaan pasokan. Dengan penjualan tersebut, ia bisa mengantongi omzet rata-rata Rp 7
juta–Rp 12 juta dalam sebulan. Laba bersih yang didapat lumayan besar
karena biaya perawatannya murah. "Per tiga bulan, saya bisa mengantongi
laba bersih sekitar Rp 18 juta," ujarnya.
Fahad Faisal, pembudidaya ikan guppy asal Makassar, Sulawesi Selatan
sudah membudidayakan guppy sejak tahun 2008. Saat ini Fahad memiliki 50
akuarium untuk budidaya. Menurut Fahad, jenis ikan guppy beragam, mulai dari red grass, blue
grass, red platinum cobra, albino red lace dan sebagainya. “Saya
tertarik membudidayakan ikan guppy karena warna dan bentuknya yang
bagus serta jenisnya yang banyak,” ujarnya.
Fahad mematok harga jual guppy mulai Rp 2.000 hingga Rp 250.000 per
pasang. “Yang paling mahal jenis red platinum cobra”, ujarnya. Fahad
mengaku, sekali panen dapat menghasilkan 2.000 ekor guppy. Omzetnya
mencapai jutaan rupiah. Sayang, kini ia hanya menerima pesanan dari Sulawesi saja. “Untuk
mengirim ikan sering mengalami kendala dan menambah biaya karena harus
dikarantina,” ujarnya. Padahal sebelumnya, ia pernah melayani penjualan ke berbagai daerah di Indonesia, seperti Kalimantan, Jawa, dan Sumatra. Fahad mengaku tidak kesulitan menjual hasil panennya. Menurutnya,
banyak pembudidaya ikan guppy di Makassar yang kini menjadi
pelanggannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar