|
|
http://www.medanbisnisdaily.com - Ikan Guppy |
|
|
Dengan keunikannya itu, tak heran jika ikan guppy ini merupakan salah
satu jenis ikan hias yang paling banyak dicari. Ikan ini jadi incaran
selain ikan hias yang sudah ada.
Begitu dituturkan oleh Andri,
salah seorang pembudidaya ikan guppy yang berada di kawasan Jalan
Pelajar Timur Ujung, tepatnya di Gang Kelapa, Medan. "Di antara
berbagai jenis ikan hias yang ada di toko, ikan guppy inilah yang bisa
kita bilang adalah ikan hias yang paling laku," ungkapnya kepada
MedanBisnis baru-baru ini di lokasi ternaknya.
Andri menjelaskan,
jika dilihat dari keberadaan ikan hias, ikan guppy terbilang yang
paling banyak dijual secara kuantitas (jumlah). Sehingga dengannya,
permintaan oleh pemilik toko ikan hias pada ikan guppy ke peternaknya
sangatlah tinggi.
Malah, sebanyak apapun yang dapat dihasilkan
oleh peternaknya, toko penjual ikan hias rata-rata kata Andri sanggup
untuk menampungnya. Hanya saja yang kerap terjadi justru si peternaklah
yang tidak sanggup untuk memenuhinya. "Kalau ikan guppy ini berapa pun yang kita jual habis saja.
Diminta pun dalam jumlah yang banyak. Hanya saja kita sebagai peternak yang kerap tidak sanggup memenuhinya," jelasnya.
Mengenai
soal jumlah, terang Andri, sangkin dicarinya ikan ini dalam satu
minggu, rata-rata habis terjual hingga sebanyak 3.000 ekor. Hal yang
mustahil dapat terjadi apabila pada jenis ikan hias yang lainnya.
"Itulah
jika kita lihat potensi dari ikan guppy ini. Apalagi, minat masyarakat
padanya setelah booming hingga sekarang masih tetap stabil," katanya.
Pada
ikan guppy ini, terang Andri, apabila untuk dikomersilkan memiliki dua
jenis ikan yang berbeda. Pertama, katanya, adalah ikan guppy jenis
berbagai persilangan, dan kedua adalah ikan guppy jenis genetik ikan
murni.
Untuk ikan guppy jenis persilangan ini harganya memang
tergolong relatif murah. Nilai jualnya berkisar antara Rp 5.000 hingga
Rp 1.000 per ekor. "Ikan guppy jenis inilah yang banyak diperjualbelikan di toko ikan hias. Dan peminatnya sangat banyak," ucapnya.
Sementara
untuk ikan guppy jenis genetik ikan murni, seperti Blue Cobra, Green
Moscow, Blue Moscow, hingga Yellow German dihargai sangat mahal untuk
masing-masing pasangannya.
"Sepasangnya bisa sampai Rp 100.000
hingga Rp 200.000. Jadi memang sebetulnya bagi yang mengerti ikan guppy
ini tergolong mahal," terangnya.
Namun bagi kelangsungan
peternakan, pada ikan guppy ini justru jenis harga yang murahlah yang
bisa dijadikan sandaran bagi perekonomian. Pasalnya, disamping harganya
yang murah namun roda perputaran ekonominya jauh lebih cepat.
Hal
berbeda apabila pada jenis ikan guppy varian yang murni tersebut.
Mahalnya harga ikan membuat pembelinya harus berpikir dua kali untuk
menempatkannya dalam aquarium.
Hanya mereka para penghobi dan
calon pembudidaya saja yang berani merogoh kocek dalam untuk dapat
memiliki ikan guppy dengan varian jenis murni tersebut. "Kalau hanya
sekedar penikmat saja, ikan guppy persilanganlah yang jadi pilihannya.
Karena harganya yang lebih murah," tuturnya.
Ikan guppy
persilangan tersebut, dikatakan Andri, pada dasarnya adalah ikan dengan
varian murni juga. Namun selanjutnya ia telah dikembangkan dengan
genetika ikan guppy yang bermacam-macam.
Berbeda dengan ikan
guppy genetika murni tadi. Meskipun telah melalui berbagai macam
perkembangan, tetapi kemurnian genetika pada jenisnya tetap terjaga.
Sehingga ia memiliki nilai jual yang lebih tinggi daripada genetika
guppy persilangan.
"Itu makanya harganya bisa sangat mahal.
Karena untuk mendapatkan kemurniannya ini sulit dan ikannya juga sangat
jarang ditemukan," pungkasnya. (rozie winata) |
|
|
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar