http://www.image-share.com/ijpg-1334-172.html |
Gupi adalah ikan yang sangat peridi. Masa kehamilan ikan ini berkisar
antara 21–30 hari (rata-rata 28 hari) bergantung pada suhu airnya. Suhu
air yang paling cocok untuk berbiak adalah sekitar 27 °C (72 °F).
Alih-alih bertelur, ikan gupi mengandung dan melahirkan anaknya (livebearers). Setelah ikan betina dibuahi, daerah berwarna gelap di sekitar anus yang dikenal sebagai ‘bercak kehamilan’ (gravid spot) akan meluas dan bertambah gelap warnanya. Menjelang saat-saat kelahirannya, bintik-bintik mata anak-anak ikan dapat terlihat dari kulit perut induknya yang tipis dan menerawang. Seekor induk gupi dapat melahirkan burayak (anak ikan) antara 2–100 ekor pada setiap kelahiran, namun kebanyakan antara 5–30 ekor saja. Beberapa jam setelah persalinan, induk gupi telah siap untuk dibuahi lagi.
Begitu keluar dari perut induknya, anak-anak gupi telah mampu hidup sendiri. Berenang, mencari makanan, dan menghindari musuh-musuhnya. Anak-anak gupi ini umumnya akan terus bergabung dengan kelompoknya, dan dengan ikan-ikan lain yang lebih besar. Namun gupi yang telah dewasa tidak akan segan-segan memangsa burayak yang berukuran jauh lebih kecil; sehingga apabila dipelihara di akuarium, anak-anak ikan ini perlu dipisahkan dari ikan-ikan dewasa. Burayak-burayak ini, apabila selamat, akan mencapai kedewasaan pada umur satu atau dua bulan saja. Itulah sebabnya ikan ini dengan segera dapat melipat-gandakan jumlah anggota kelompoknya, sehingga dinamai juga ikan seribu.
Sirip dubur pada ikan jantan mengalami perubahan menjadi gonopodium, yang berfungsi untuk mengeluarkan sperma yang akan masuk pada tubuh ikan betina. Gupi betina memiliki kemampuan untuk untuk menyimpan sperma, sehingga dapat hamil berulang kali dengan hanya satu kali kawin.
Faktor kunci keberhasilan yang lainnya adalah kemampuannya untuk menyesuaikan hidup dengan pelbagai kondisi perairan, dengan variasi makanan yang beragam. Analisis terhadap isi perut gupi yang hidup di Danau Buyan, Bali, menunjukkan bahwa ikan ini terutama memakan zooplankton yang melimpah di sana. Sementara gupi yang hidup di Danau Bratan dan Batur kebanyakan mengandalkan bahan-bahan organik yang berada di dasar danau.
Gupi bahkan dapat hidup pada perairan dengan salinitas tinggi (air asin), hingga 150% salinitas normal air laut.
Alih-alih bertelur, ikan gupi mengandung dan melahirkan anaknya (livebearers). Setelah ikan betina dibuahi, daerah berwarna gelap di sekitar anus yang dikenal sebagai ‘bercak kehamilan’ (gravid spot) akan meluas dan bertambah gelap warnanya. Menjelang saat-saat kelahirannya, bintik-bintik mata anak-anak ikan dapat terlihat dari kulit perut induknya yang tipis dan menerawang. Seekor induk gupi dapat melahirkan burayak (anak ikan) antara 2–100 ekor pada setiap kelahiran, namun kebanyakan antara 5–30 ekor saja. Beberapa jam setelah persalinan, induk gupi telah siap untuk dibuahi lagi.
Begitu keluar dari perut induknya, anak-anak gupi telah mampu hidup sendiri. Berenang, mencari makanan, dan menghindari musuh-musuhnya. Anak-anak gupi ini umumnya akan terus bergabung dengan kelompoknya, dan dengan ikan-ikan lain yang lebih besar. Namun gupi yang telah dewasa tidak akan segan-segan memangsa burayak yang berukuran jauh lebih kecil; sehingga apabila dipelihara di akuarium, anak-anak ikan ini perlu dipisahkan dari ikan-ikan dewasa. Burayak-burayak ini, apabila selamat, akan mencapai kedewasaan pada umur satu atau dua bulan saja. Itulah sebabnya ikan ini dengan segera dapat melipat-gandakan jumlah anggota kelompoknya, sehingga dinamai juga ikan seribu.
Sirip dubur pada ikan jantan mengalami perubahan menjadi gonopodium, yang berfungsi untuk mengeluarkan sperma yang akan masuk pada tubuh ikan betina. Gupi betina memiliki kemampuan untuk untuk menyimpan sperma, sehingga dapat hamil berulang kali dengan hanya satu kali kawin.
Faktor kunci keberhasilan yang lainnya adalah kemampuannya untuk menyesuaikan hidup dengan pelbagai kondisi perairan, dengan variasi makanan yang beragam. Analisis terhadap isi perut gupi yang hidup di Danau Buyan, Bali, menunjukkan bahwa ikan ini terutama memakan zooplankton yang melimpah di sana. Sementara gupi yang hidup di Danau Bratan dan Batur kebanyakan mengandalkan bahan-bahan organik yang berada di dasar danau.
Gupi bahkan dapat hidup pada perairan dengan salinitas tinggi (air asin), hingga 150% salinitas normal air laut.
media support and sponsored:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar