|
||
| Banyak yang beranggapan bahwa ikan guppy ini adalah jenis ikan yang mudah untuk dikembangkanbiakkan. Namun, menurut Andri, anggapan tersebut sebetulnya salah, dan yang ada justru malah sebaliknya. | ||
|
Di sela-sela kegiatannya mengurus ikan-ikan guppy yang dikembangkannya
tersebut, Andri menyebutkan dalam hal budidaya ikan guppy sebetulnya
termasuk jenis ikan yang sulit untuk dikembangbiakkan. Khususnya hal itu
berlangsung disaat dalam menghasilkan varian gentik dari ikan guppy
yang diinginkan. "Jadi banyak orang yang memiliki anggapan yang salah pada ikan guppy. Mereka menganggapnya mudah padahal sebetulnya tidak," ucapnya. Dalam menghasilkan anak dari ikan guppy ini, jelasnya, masa perkawinan yang harus dilalui memakan waktu yang lama. Untuk kawin hingga beranak, ikan guppy membutuhkan waktu selama kurang lebih satu bulan. "Jadi memang cukup lama. Selain itu jika kita tidak paham genetiknya, anak ikan guppy ini juga hasilnya tidak akan menarik," jelasnya. Lebih lanjut, Andri mengatakan apabila usai kawin dan beranak, ikan guppy juga membutuhkan waktu yang agak lama untuk beristirahat. Paling tidak disebutkannya butuh waktu hingga 25 hari lamanya baru ikan guppy dapat kembali berkembangbiak. "Jadi setelah itu ikan guppy baru dapat dikawinkan lagi, untuk selanjutnya dikembangbiakkan seterusnya," terangnya. Kesulitan pada pengembangbiakan ikan guppy tersebut, tutur Andri, ialah dikarenakan ikan tersebut bertelur dan beranak untuk reproduksi. Usai pembuahan ikan guppy menyimpan telurnya dalam tubuh, dan ketika menetas baru mengeluarkannya layaknya hewan yang beranak. Berbeda dengan jenis ikan yang berlaku pada umumnya. Usai pembuahan yang dilakukan oleh ikan jantan pada betinanya, ikan pada umumnya mengeluarkan telur dalam jumlah yang besar. "Disitulah perbedaan ikan guppy ini. Ia tidak hanya bertelur tetapi sekaligus juga ia beranak," ujarnya. Tak hanya itu, Andri juga mengatakan, ikan guppy merupakan ikan yang sangat sensitif pada terjadinya perubahan suhu. Sebab dengan perubahan suhu PH air dapat berubah sehingga mengganggu kesehatannya. Apabila suhu dalam aquarium ataupun kolam sebagai wadah ikan guppy hidup berubah, ikan guppy pun secara spontan dapat menjadi stres. Sehingga hal itu dapat memicu penurunan kesehatan fisiknya. Selain itu, Andri juga mengatakan, dengan berubahnya PH air karena perubahan suhu tersebut juga tubuh ikan pun rentan terserang jamur. Hal ini katanya sangat berbahaya karena bisa menyebabkan kematian pada ikan guppy. "Malah kematian itu bisa berlangsung secara massal. Kalau ada ikan yang sakit, terpaksa harus diasingkan karena dapat mewabah pada ikan lainnya," terangnya. Memang, ada obat yang bisa diberikan pada ikan guppy yang sudah terkena jamur. Obatnya itu adalah garam serta obat biru yang banyak dijual di toko ikan. "Garam itu fungsinya untuk mencegah perkembangan bakteri di dalam air pada tubuh ikan, bukan untuk menyembuhkan. Garam itu ditaburkan secukupnya pada kolam tempat di mana ikan yang sakit berada," sebutnya. Meskipun langkah-langkah tersebut telah dilakukan, Andri mengatakan, tidak dapat menjamin kesembuhan dapat terjadi. Peluang kesembuhannya tetap kecil ketimbang jika dibandingkan dengan kematiannya. "Kira-kira peluang kesembuhannya hanya sebesar 25%, selebihnya adalah mati. Tapi walau begitu masih bisa tetap ada yang diselamatkan," ucapnya. Atas hal itu, dalam membudidayakan ikan guppy ini para peternaknya ujar Andri harus bisa ekstra serius. Air kolam harus secara pasti terjaga kebersihannya, serta harus berhati-hati apabila musim hujan tengah berlangsung. Apabila musim hujan berlangsung, kolam ternak yang ditempatkan di ruang terbuka harus dapat terjamin agar terhindar dari kontak curah hujan secara langsung. Selain itu pembudidaya kiranya juga dapat menjaga rutinitas pergantian air dikolam ikan guppy. "Awalnya saya juga mengira budidaya ikan guppy ini mudah. Tetapi nyatanya cukup menyulitkan juga," tegasnya. |
media support and sponsored:










Tidak ada komentar:
Posting Komentar