Rabu, 17 Februari 2016

Penelitian Membuktikan Bahwa Ikan Guppy Mengalami Menopause

https://www.google.co.id
Menopause tidak hanya dialami wanita setengah baya, beberapa jenis hewan juga mengalaminya. Baru-baru ini para peneliti menemukan bahwa ikan guppy juga mengalami siklus serupa. Temuan ini mengejutkan sebab ikan diperkirakan tidak mengalami menopause sebelumnya, dan diduga mampu memproduksi telur sepanjang hidupnya. Berbeda dengan manusia dan burung yang memiliki potensi sel telur terbatas sepanjang hidupnya. Ikan guppy sendiri umumnya memproduksi telur setiap 30 hari selama 20 kali semasa hidup. Tapi, para peneliti menemukan bahwa ikan guppy betina akan memperpanjang hidupnya dengan cara menghentikan proses reproduksinya pada usia tertentu. Mengapa ikan guppy melakukan hal tersebut?
Hidup lama, anak banyak

Untuk mempelajarinya, David Reznick, seorang ahli biologi dari UC Riverside, dan koleganya membandingkan sejarah hidup 240 ekor ikan guppy yang diambil dari perairan di Trinidad. Beberapa di antaranya diambil dari daerah yang terancam predator tinggi, sedangkan sebagian lainnya tidak. Mereka membagi sejarah hidup ikan-ikan tersebut menjadi tiga tahap, kelahiran hingga awal reproduksi, masa reproduksi, dan akhir reproduksi hingga kematian.

Pada penelitian sebelumnya, Reznick menemukan bahwa guppy yang berasal dari wilayah dengan ancaman predator tinggi cenderung hidup lebih lama dan memulai reproduksi sejak muda daripada yang hidup di daerah yang tenang. Para peneliti berusaha mempelajari penyebabnya. Menggunakan teori evolusi, mereka dapat memprediksi dari informasi sejarah hidup ikan guppy. Setelah melahirkan anak-anaknya, ikan guppy betina tidak memberikan perhatian khusus. Jika evolusi yang dikendalikan seleksi alam merupakan penyebab bertambahnya umur ikan-ikan di daerah yang terancam, seharusnya pengaruhnya hanya pada bertambahnya masa reproduksi. Sebab, saat itulah yang diperlukan untuk mempertahankan keturunannya. “Guppy tidak merawat anak-anaknya, maka begitu melahirkan keturunan terakhir, seharusnya ia mati,” kata Reznick. Satu-satunya alasan adalah bagian-bagian tubuhnya mengalami proses kemunduran yang berbeda-beda.

Para peneliti juga memperkirakan bahwa panjangnya masa sesudah reproduksi atau setelah menopause juga sama antara ikan yang hidup di daerah terancam dan tidak. Dalam penelitian tersebut dugaan-dugaan dapat dibuktikan kebenarannya. Ikan yang telah berhenti melakukan reproduksi tidak berperan dalam meningkatkan kemampuan ikan muda. Oleh karena itu, masa sesudah reproduksi tidak dipengaruhi proses seleksi alam. Para ilmuwan penasaran mengapa beberapa jenis hewan betina, termasuk manusia, tetap hidup setelah masa reproduksinya habis. Salah satu hipotesis menyebut adanya pengaruh kasih sayang, di mana saat masa reproduksi berakhir, mereka dapat merawat keturunan dan kerabatnya. Sejauh ini, pengaruh tersebut hanya ditemukan pada manusia.

Menopause juga ditemukan pada berbagai jenis hewan, misalnya pada burung puyuh, tikus dan mencit, opossum, serta gorila. Tapi, hampir seluruh hewan ini tidak memiliki jaringan kekeluargaan yang kuat atau perhatian khusus dari induknya seperti manusia. Di lain pihak, singa betina dan baboon, hewan yang membesarkan anaknya dalam lingkungan sosial yang kompleks seperti manusia, justru tidak mengalami menopause. Mereka akan mati begitu melahirkan anak singa terakhir.

Penelitian yang dilakukan Reznick menunjukkan bahwa beberapa jenis hewan yang mengalami menopause dapat bertahan hidup lebih lama mungkin disebabkan berbagai faktor, misalnya asupan gizi yang cukup dan kesehatan di samping seleksi alam. Hasil penelitian ini dijelaskan dalam jurnal Public Library of Science (PLoS) biologi edisi 27 Desember.



media support and sponsored:
Selamat Datang Pets-Lover...Terima Kasih Sudah Berkunjung Dan Nikmatilah Pelayanan Dari Kami!!!
Pets Lover Indonesia Hamster IndonesiaGuppy Indonesia Jual AnjingJual Kucing Landak Mini MurahJual Sugar Glider img

Tidak ada komentar:

Posting Komentar