![]() |
https://www.google.co.id |
Inokulasi
Daphnia dapat dilakukan dengan memakai siste maupun induk
Daphnia (Daphnia dewasa). Padat tebar Daphnia awal pada umumnya
antara 20–100 individu perliter media. Inokulan bisa diperoleh dari
hasil budidaya di petani, Balai Benih Air Tawar, Balai Budidaya ataupun
Lembaga Penelitian serta di perairan. Keberadaan Daphnia di perairan
dapat dilihat dengan mata telanjang. Oleh karena itu untuk menghitung
kepadatan Daphnia pada saat inokulasi maupun masa budidaya,
dapat dilakukan tanpa menggunakan alat pembesar atau mikroskop.
Daphnia diambil dari dalam wadah, yang telah diaerasi agak besar
sehingga Daphnia merata berada di seluruh kolom air, dengan memakai
gelas piala volume 100 ml. Daphnia dan air di dalam gelas piala selanjutnya
dituangkan secara perlahan-lahan sambil dihitung jumlah Daphnia yang keluar
bersama air. Apabila
jumlah Daphnia yang ada sangat banyak, maka dari gelas piala
100 ml dapat diencerkan, caranya adalah dengan menuangkan ke dalam
gelas piala 1000 ml dan ditambah air hingga volumenya 1000 ml. Dari
gelas 1000 ml, lalu diambil sebanyak 100 ml. Daphnia yang ada dihitung
seperti cara diatas, lalu kepadatan di dalam wadah budidaya dapat
diketahui dengan cara mengalikan 10 kali jumlah di dalam gelas 100
ml. Sebagai contoh, apabila di dalam gelas piala 100 ml terdapat 200 ekor
Daphnia, maka kepadatan Daphnia di wadah budidaya adalah 10 X 200
ekor = 2000 individu per 100 ml. Daphnia yang
dibudidayakan bisa juga berasal dari perairan umum atau
kolam, dan biasanya terbawa dalam aliran air dalam bentuk siste atau
induk dewasa. Oleh karena itu dalam proses budidaya Daphnia dilakukan
pemupukan di dalam wadah budidaya yang bertujuan untuk menumbuhkan
phytoplankton. Kepadatan phytoplankton yang dibutuhkan
untuk budidaya Daphnia adalah 105 - 106 sel/ml
media budidaya.
Pemupukan wadah budidaya ini dilakukan dengan cara mencampur
2,4 gram kotoran ayam dalam 1 liter air media budidaya. Daphnia memakan
berbagai macam bakteri, ragi, alga bersel tunggal,
dan detritus. Bakteri dan fungi menduduki urutan teratas dari nilai
nutrisi baginya. Sedangkan makanan utama bagi Daphnia adalah alga
dan protozoa. Daphnia mengambil makanannya dengan cara menyaring
makanan atau “filter feeding”. Gerakan yang kompleks dari kaki-kaki
toraks menghasilkan arus air yang konstan. Gerakan kaki-kaki tersebut
berperan penting dalam proses pengambilan makanan. Pasangan
kaki ketiga dan ke empat dipakai untuk menyaring makanan, sedang
kaki pertama dan kedua digunakan untuk menimbulkan arus air sehingga
partikel-partikel tersuspensi bergerak ke arah mulut. Partikel-partikel makanan
yang tertahan kemudian tersaring oleh setae, selanjutnya
digerakan ke bagian mulut dan ditelan oleh Daphnia. Daphnia muda berukuran
panjang kurang dari 1 mm menyaring partikel
berukuran kecil sampai dengan 20 – 30 mikron, sedangkan yang dewasa
dengan ukuran panjang 2 – 3 mm dapat menangkap partikel sebesar
60 – 140 mikron. Dalam kondisi makanan yang normal, penyaringan
dan pemasukan makanan ke saluran pencernaan terjadi terus
tanpa irama yang pasti. Penyaringan dan pemakanan partikel tersuspensi
merupakan peristiwa mekanik tanpa seleksi aktif untuk makanan
yang paling baik. Dengan kondisi pemeliharaan yang baik populasi
Daphnia dapat mencapai 800-1000 ind/l. Oleh
karena itu dalam memelihara Daphnia agar tumbuh dan berkembang
harus dilakukan pemupukan susulan yang bertujuan untuk menumbuhkan
phytoplankton, bakteri dan organisme bersel satu lainnya. Tetapi
harus juga diingat dalam pemupukan susulan jumlah pupuk yang diberikan
jangan berlebihan karena hal tersebut dapat mengakibatkan terjadinya
blooming phytoplankton. Hal tersebut dapat mengakibatkan kadar
amonia yang tinggi dan oksigen terlarut yang sangat rendah dalam wadah budidaya
yang dapat mengakibatkan kematian Daphnia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar