Jangan pernah abaikan keberadaan ikan hias guppy atau ikan seribu.
Selain murah dan sanggup menelurkan banyak anak, ikan berekor indah ini
ternyata doyan mengudap jentik nyamuk. Melihat perpaduan itu, tak aneh rasanya jika peneliti terpikat pada
guppy. Peneliti berharap ikan kaya warna dengan bentuk ekor serupa putri
duyung itu dapat menumpas demam berdarah dengue (DBD). Bagaimanapun, DBD bukan penyakit ringan. DBD membunuh sekitar 20 ribu
orang sedunia secara tahunan, dan tahun ini bahkan menghantui sebagian
Asia Tenggara.
- Asian Development Bank
- Ikan guppy dapat menyantap rata-rata 102 jentik nyamuk per hari.
![]() |
http://s.wsj.net/public/resources/images |
“[Penggunaan guppy] merupakan cara yang aman dan murah untuk
mengurangi penyebaran demam berdarah sepanjang tahun. Seluruh masyarakat
dapat berpartisipasi dalam proses ini,” papar spesialis kesehatan Bank
Pembangunan Asia, dr. Gerard Servais, kepada wartawan di Manila, Kamis. Guppy menawarkan alternatif atas penggunaan bahan kimia. “[Guppy]
dapat mengurangi skala aksi tanggap darurat yang mahal,” lanjut Servais.
Namun, apakah cara itu mujarab? Yang jelas, guppy telah memikat pemerintah Kamboja dan Laos. Kedua
negara itu melakukan studi yang didanai Bank Pembangunan Asia dan
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Proyek berbasis komunitas yang
dilakukan di dua distrik di Kamboja dan Laos itu berlangsung sejak 2009
hingga 2011. Hasilnya, pemerintah menemukan populasi jentik nyamuk di
tangki air menurun tajam sesudah metode guppy diperkenalkan.
Berdasarkan kajian, memelihara guppy dalam stoples berisi air dan
wadah besar lainnya dapat menjadi pengendali biologis yang sukses.
Thailand dan Kamboja sudah memulai upaya itu, sebut laporan kajian itu.DBD menyebabkan gangguan persendian yang parah disertai nyeri otot,
sakit kepala, demam tinggi, dan dapat berakibat fatal. Selain rasa sakit
pada badan, demam berdarah juga memaksa korban mengeluarkan biaya
perawatan yang tak murah. DBD akhirnya berdampak pada pariwisata dan
dunia usaha.
Sementara ini, pengobatannya terbatas pada cairan pengganti makanan dan waktu istirahat yang lebih banyak. Kepada The Wall Street Journal,
dr. Pauline Jean Ubial dari Departemen Kesehatan Filipina menyatakan
WHO sedang mempersiapkan vaksin yang mulai tersedia awal tahun
mendatang. Bagaimanapun, guppy tetap memiliki peran yang penting. Kalaupun vaksin sudah tersedia, banyak orang tak sanggup membelinya.
Guppy, yang bernama Latin Poecilia reticulata, merupakan
ikan asli Amerika Selatan. Guppy kini juga dapat ditemukan di
telaga-telaga Asia. Di beberapa negara, guppy dikembangbiakkan sebagai
pakan bagi ikan yang lebih besar. Selain itu, guppy juga dipelihara
sebagai ikan hias di kolam atau akuarium. Panjang guppy dewasa bisa mencapai enam sentimeter. Ikan guppy betina
mampu menelurkan 40 hingga 50 bayi, sesudah melewati masa kehamilan
selama satu bulan. Guppy berkembang biak sepanjang tahun. Yang terpenting untuk dicatat, guppy begitu menyukai jentik nyamuk.
Di Kamboja, guppy bisa melahap rata-rata 102 jentik nyamuk per hari.
Guppy yang dijual di toko satwa Manila dibanderol 50 sen per ekor. Menurut Servais, sekitar 2,5 miliar warga sedunia berisiko terjangkit
DBD. Lebih dari 70% di antara mereka tinggal di Asia-Pasifik.
media support and sponsored:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar