![]() |
https://www.google.co.id |
Ikan guppy (Poecilia reticulata) merupakan salah satu spesies
undiferensiasi yang bisa diarahkan perkembangan kelaminnya pada saat
fase embriogenesis dan larva. Suhu merupakan faktor lingkungan yang
dapat menentukan kelamin pada ikan. Suhu tinggi dapat meningkatkan
persentase jantan pada ikan. Selain itu, propolis yang berasal dari
sarang lebah berpotensi digunakan dalam sex reversal sebagai upaya
pencarian bahan alternatif untuk menggantikan 17α-metiltestosteron yang
bersifat karsinogenik. Di dalam propolis terdapat senyawa flavonoid
yaitu chrysin dan galangin yang dapat menghambat konversi tertosteron
menjadi estradiol. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan penggunaan
suhu dan dosis propolis yang terbaik dalam pengarahan ikan guppy jantan
yang dilakukan secara eksperimental menggunakan rancangan acak lengkap
berbasis faktorial (RAL Faktorial) dengan 12 perlakuan dan 3 kali
ulangan. Perlakuan dengan perendaman induk ikan guppy betina yang
bunting selama 24 jam pada suhu 28, 30 dan 32oC dengan dosis
propolis 0, 25, 75, dan 100 µl/l dilakukan dalam toples dengan kepadatan
3 ekor/liter. Setelah itu dipindahkan ke akuarium ukuran 30x20x30 cm
untuk dipelihara sampai beranak hingga anakan guppy bisa dibedakan
antara jantan dan betina. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi
suhu dan dosis propolis mampu mengarahkan persentase jantan (P<0,05)
dengan nilai tertinggi pada interaksi suhu 32oC dan propolis
dengan kandungan chrysin 0,181% pada dosis 25 µl/l yaitu 68,72±1,91 dan
memberian pengaruh yang berbeda terhadap perlakuan lainnya. Selain itu,
interaksi suhu dan dosis propolis tidak memacu terjadinya interseks
(P>0,05). Perlakuan terbaik dalam penelitian ini terdapat pada
interaksi suhu 32oC dan dosis propolis 25 µl/l.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar